
TANJUNG (TABIRkota) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel), mendeteksi tujuh titik panas (hotspot) di wilayah kabupaten setempat dengan akurasi medium hingga tinggi.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Tabalong, Haris Fakhrozi, tujuh titik panas atau hot spot tersebut muncul akibat aktivitas pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
“Seminggu terakhir kondisi cuaca di Tabalong berubah signifikan tanpa hujan sehingga memicu peningkatan suhu dan penurunan tingkat kelembaban udara,” ujarnya di Tanjung, ibu kota Tabalong, Kamis (25/9).
Kondisi panas tersebut, katanya, dimanfaatkan sebagian warga untuk membuka lahan perkebunan dengan cara dibakar.
“Dalam upaya penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap, tim BPBD melakukan pemeriksaan lapangan terhadap titik-titik panas yang terpantau,” katanya.
Tujuh titik panas yang terpantau masing-masing berada di Desa Uwie, Ribang, Saradang, Hayup, Kaong, Kasiau dan Sungai Pimping.
Tim gabungan BPBD, TNI/Polri dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) melakukan pemeriksaan lapangan ke lokasi titik panas dan menemukan pembakaran lahan seluas satu hektar di Hayup, empat hektar di Ribang dan tiga hektar di Panaan.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, tim terlebih dahulu menganalisa skala prioritas, keterjangkauan wilayah serta sarana yang akan digunakan.
Haris Fakhrozi menambahkan, saat di lapangan petugas mengedepankan pendekatan persuasif kepada pelaku pembakaran lahan dalam upaya pencegahan kebakaran yang meluas.
“Hal yang paling penting dari kegiatan pemeriksaan adalah memastikan kondisi kebakaran dapat segera diatasi dan tidak meluas,” tambahnya.
Jika pemadaman darat tidak memungkinkan akibat medan yang sulit maupun lahan terbakar cukup luas, maka opsi pemadaman akan dilakukan melalui udara dengan water bombing maupun Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan. (lhm/ra)