
MARTAPURA (TABIRkota) – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama media online TABIRkota.com menggelar Kelas Kecerdasan Artifisial; AI Goes To School Batch 2 untuk para guru di Kabupaten Banjar.
Menurut Koordinator MAFINDO Kalsel, Sri Astuty, kegiatan yang terlaksana bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Banjar tersebut, telah dilaksanakan di Aula KH Kaspul Anwar, Kantor Disdik Banjar, Martapura pada Senin (17/11) kemaren.
“Kelas Kecerdasan Artifisial diikuti 103 guru dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Banjar,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Arba (19/11).
Melalui kegiatan tersebut, katanya, para guru diajak untuk memahami dasar-dasar teknologi Kecerdasan Artifisial (KA) dan aspek penting dalam penerapannya.
“Materi yang diberikan berupa etika pemanfaatan KA, keterampilan manajemen prompt, penggunaan KA untuk pembelajaran kreatif dan interaktif, pengelolaan kelas yang efektif serta peningkatan kinerja dan administrasi sekolah,” katanya.
Dengan cakupan materi tersebut, guru diharapkan mampu melihat KA bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai alat yang dapat membantu guru dalam proses mengajar.
Sementara itu, Kepala Disdik Banjar, Liana Penny melalui Sekretaris Disdik, Trisnohadi Harimurti mengatakan, perkembangan AI memberikan perubahan besar dalam dunia pendidikan, sehingga guru perlu terus belajar dan beradaptasi.
“AI harus menjadi alat bantu, bukan menggantikan peran guru, karena teknologi tidak bisa menggantikan nilai moral, empati dan karakter yang hanya dapat diberikan oleh seorang pendidik,” katanya.
Ia menambahkan, Disdik Banjar berharap kegiatan tersebut dapat mendorong guru memanfaatkan teknologi secara bijak, kreatif dan bertanggung jawab.
“Semoga memberi manfaat nyata bagi peningkatan kompetensi guru dan memperkuat ekosistem pendidikan di Banjar agar semakin unggul serta adaptif,” tambahnya.
Pengawas Sekolah Disdik Banjar, Nurhayati yang turut mengikuti kegiatan tersebut mengaku, AI Goes To School mengubah cara pandangnya terhadap teknologi.
“Kegiatan tersebut memperluas perspektif terhadap AI, yang sebelumnya saya piker hanya alat administrasi atau hiburan, tetapi sekarang saya memahami bahwa AI dapat menjadi alat untuk mendukung guru, pengawas dan sekolah,” katanya.
Ia kini berencana untuk memanfaatkan AI untuk menganalisis data rapor pendidikan dan membantu menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah binaannya.
Peserta lainnya, guru dari SDN Kahelaan 1, Desa Kahelaan, Kecamatan Sungai Pinang, Supardi mengatakan, kegiatan tersebut pembuka wawasan yang sangat berarti.
“Program AI Goes to School sangat membantu saya memahami bagaimana AI bisa menjadi alat yang mendukung guru dalam perencanaan pelajaran dan pembuatan aktivitas kelas,” katanya.
Ia juga merasa kepercayaan dirinya dalam menggunakan AI meningkat setelah mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan berjalan dengan lancar, dengan suasana interaktif dan antusiasme tinggi dari para peserta. (rls/ra)



