
JAKARTA (TABIRkota) – Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Mori Hanafi menanggapi peristiwa jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) di jurang dekat kawah Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal.
Menurutnya, standar keselamatan pendakian di Rinjani harus dievaluasi total, mulai dari manajemen jalur, sistem perizinan hingga mitigasi risiko di lapangan.
“Taman Nasional Gunung Rinjani adalah kebanggaan NTB, keselamatan pengunjung harus menjadi prioritas mutlak,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dilansir dari metrotvnews.com, Kamis (26/6).
Pihaknya, kata Mori Hanafi, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Juliana pada peristiwa tersebut.
“Juliana datang ke Lombok sebagai pecinta alam dan kepergiannya menyentuh hati kita semua,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya turut mengapresiasi Tim SAR, relawan dan aparat yang telah bekerja sepenuh hati mencari dan mengevakuasi Juliana.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tim SAR, relawan serta aparat yang telah bekerja tanpa lelah hingga jenazah Juliana berhasil ditemukan dan dapat dipulangkan ke negara asalnya,” tambahnya.
Sebelumnya pada Jumat (20/6) lalu, Juliana bersama lima wisatawan lain didampingi seorang pemandu wisata, memulai pendakian Gunung Rinjani.
Lalu pada Sabtu (21/6) pagi sekitar pukul 06.30 WITA saat rombongan menuju puncak Rinjani dan berada di area Cemara Tunggal, Juliana mengalami kelelahan.
Pemandu menyarankan Juliana untuk beristirahat di lokasi tersebut, sementara lima anggota rombongan lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak bersama sang pemandu.
Setelah beberapa waktu, pemandu dan rombongan menunggu Juliana di puncak, namun ia tidak kunjung menyusul.
Pemandu kemudian kembali ke lokasi sebelumnya Juliana istirahat, tetapi ia sudah tidak ada di tempat.
Dalam upaya pencarian bersama Tim SAR, terlihat cahaya senter di dasar tebing menuju arah danau yang diduga milik korban.
Upaya terus dilakukan hingga pada Selasa (24/6) sekitar pukul 18.00 WITA, satu personel SAR berhasil mencapai lokasi korban di jurang dengan kedalaman sekitar 600 meter dan ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Karena kondisi cuaca dan medan sangat curam, evakuasi jenazah sempat tertunda dan baru bisa dilanjutkan pada pagi hari berikutnya.
Jenazah kemudian dievakuasi dengan tandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun, sebelum akhirnya dibawa menggunakan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. (zr)