
TANJUNG (TABIRkota) — Kesultanan Banjar mengenalkan wayang banjar di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Musthofa Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (14/6) lalu.
Menurut Humas Kesultanan Banjar, Yusuf, kegiatan tersebut digelar untuk mengangkat kembali budaya Banjar, khususnya wayang sebagai warisan dakwah islam di Kalsel.
“Semua berawal dari keinginan pengasuh Ponpes Nurul Musthofa, KH Ahmad Sanusi atau Abah Guru Jaro untuk mengenalkan wayang Banjar kepada santri,” ujarnya kepada Tabirkota.com, Senin (16/6).
Selain terkenal sebagai tuan guru, katanya, Abah Guru Jaro ternyata pecinta budaya dan seni tradisi Banjar, terlebih kisah wayang Banjar sering kali memuat nilai keislaman.
“Pagelaran wayang dimainkan oleh Radimansyah atau Dalang Diman yang merupakan tetua juriat Datu Taruna Barikin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST),” katanya.
Sedangkan para penabuh gamalan (gamelan) dalam pagelaran wayang tersebut dimainkan oleh Sanggar Ading Bastari Barikin dan Sanggar Asam Rimbun Pantai Hambawang.
Ia menambahkan, wayang Banjar kini mulai menemukan tempatnya kembali di lingkungan pesantren.
“Ini pertanda baik bahwa dakwah Islam bisa menyatu dengan budaya lokal secara mendalam dan menyentuh kalangan santri,” tambahnya.
Diharapkan kegiatan serupa dapat terus digalakkan di berbagai pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya, sehingga wayang Banjar dapat kembali hidup dan berkembang sebagai instrumen dakwah yang adaptif dan bermakna. (fer)