MAGELANG (TABIRkota) – Program Rehablitasi Hutan dan Lahan (RHL) di kawasan perbukitan Menoreh, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) diharapkan menjadi percontohan nasional untuk keberlanjutan pengelolaan hutan, ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) RI, Dyah Murtiningsih.
Hal tersebut disampaikan Dyah Murtiningsih saat kegiatan Festival Collaboration for Sustainability di Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kamis (19/9).
Menurutnya, program RHL di Menoreh menggabungkan penanaman pohon produktif dan pengelolaan agrowisata sehingga dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan keberlanjutan hutan.
“Pentingnya dilakukan peningkatan kolaborasi antar semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan dan masyarakat untuk meningkatkan tutupan lahan,” ujarnya.
Selain itu, katanya, juga untuk membangun menara air alami serta mendukung ketahanan pangan dan pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.
“Rehabilitasi hutan dan lahan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua,” katanya.
Pelaksanaan program RHL, adalah langkah awal untuk mengembalikan fungsi ekosistem dan mendukung ketahanan ekonomi masyarakat.
Pada program RHL Menoreh, PT Adaro Indonesia mengambil peran pemenuhan kewajiban penanaman rehabilitasi DAS sesuai dengan Keputusan Menteri LHK No. SK.5002/MenLHK-PDASHL/KTA/DAS.1/7/2021.
Keberadaan Perbukitan Menoreh sendiri sangat strategis, tidak hanya sebagai sumber daya air alami tetapi juga sebagai penopang ekonomi masyarakat lokal.
Dengan program DAS ini, lingkungan di sekitar Menoreh menjadi lebih baik. Tanaman alternatif yang ditanam akan membantu mencegah erosi, pendangkalan tanah serta memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Pada kegiatan tersebut, Direktur Operasional PT Adaro Indonesia, Wahyu Sulistyo berkesempatan memberikan bantuan langsung kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) berupa pupuk booster, jaringan internet dan bibit tanaman buah. (ra)