Penjilat dan Jabatan

“Seorang penjilat akan melakukan segala hal untuk mendapatkan pujian dan mencari muka. Alasan di balik tindakan menjilat atasan tersebut pun harus kita pahami”

(ilustrasi/net)

Penulis: Rahim Kausar

ISLAM melarang untuk meminta jabatan dan berusaha terlalu keras dengan menghalakan segala cara demi jabatan, dalilnya ada dalam suatu hadits: “kalian akan menjadi suatu kaum yang berambisi menjadi penguasa, seperti kalian disusui oleh ibu (maksudnya bisa mendapati apa saja dengan mudah) tapi ketika kalian disapih (kekuasaanya hilang, mati, merugi) maka sungguh kalian akan menyesal di hari kiamat”.

bahkan orang sholeh sahabat rasulullah shalallahu alaihi salam yakni Abu Dzar radhi Allahu anhu, tidak diijinkan menjadi pemimpin oleh rasul, karna dia punya ilmu, dia punya ketaatan tapi jiawanya lemah, tidak punya kemampuan untuk memimpin.

BACA JUGA :  Mencari Figur Pemimpin Visioner untuk Tabalong

Maka rasulullah memberitahu wasilah kepada Abu Dzar untuk tidak menjadi pemimpin dalam suatu kelompok, karna rasul tau akan kualitas Abu Dzar yang dibutuhkan untuk menjadi pemipin itu bukan cuma sholeh tapi juga cakap dan bisa memimpin.

Sebagai pekerja, tentunya kita ingin mendapatkan posisi yang lebih baik dari sebelumnya, contohnya seperti naik jabatan. Adanya kenaikan jabatan dalam suatu pekerjaan menandakan bahwa kita bertumbuh dan berkembang sehingga mendapatkan kemajuan dalam karir yang sedang kita jalani.

Namun, adanya promosi naik jabatan tidak datang dengan sendirinya. Untuk mendapatkannya kita harus membuktikan kepada atasan kita bahwa kita pantas untuk naik jabatan.

BACA JUGA :  Tiga Figur Realistis Pilkada Tabalong, Siapa yang Kuat?

Salah satu hal penting untuk bisa naik jabatan adalah mendapatkan kepercayaan dari atasan kita.
Hubungan kita dengan atasan seharusnya jangan hanya menjadi hubungan transaksional antara atasan dan bawahan saja tetapi juga harus menjadi hubungan yang kuat yang dapat membangun kerja sama yang kuat. Dengan adanya hubungan yang kuat, terciptalah kepercayaan.

Kepercayaan ini yang nantinya akan menimbulkan rekomendasi dari atasan ke anak buah/karyawan. Bahwa akhirnya karyawan dipercaya bukan hanya mengerjakan pekerjaan yang hanya sekarang dilakukan, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang nanti sudah waktunya karyawan tersebut dipromosikan atau naik jabatan.

Seorang penjilat akan melakukan segala hal untuk mendapatkan pujian dan mencari muka. Alasan di balik tindakan menjilat atasan tersebut pun harus kita pahami.

BACA JUGA :  Selamat Bertugas Sang Legislator

Tipikal rekan kerja yang seperti ini biasanya akan mengeluarkan pujian berlebihan supaya ia mendapatkan perlakuan yang sama, dengan atau tanpa mempertimbangkan kinerjanya.

Selain melontarkan pujian yang berlebihan, istilah menjilat juga erat hubungannya dengan usaha menjelek-jelekkan orang lain dengan maksud sebagai pembanding.

Orang dengan karakter seperti ini tidak segan untuk membual, berbohong, atau memfitnah rekan kerjanya di hadapan bos dengan alasan tertentu.***

Penulis: Rahim Kausar (Sekretaris Umum Pemuda Muhammadiyah Tabalong)

TABIRkota

Dari Banua Untuk Dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Jelang Idul Fitri, Pemkab Barsel Diminta Waspadai Lonjakan Harga Bapok

Rab Mar 27 , 2024
"Kenaikan harga dapat menyebabkan inflasi sehingga harus ditangani dan disiapkan solusinya agar lonjakan dapat ditekan serta kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip