Masuki Puncak Musim Hujan, Pemkab Balangan Perkuat Mitigasi Bencana

“Kondisi hujan yang berulang berpotensi menimbulkan gangguan dan kemungkinan terjadinya genangan, peningkatan debit sungai serta longsor lokal”

Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi sebagai bagian dari upaya peningkatan langkah mitigasi oleh BPBD Balangan (foto: TABIRkota/mc blg)


PARINGIN (TABIRkota) – Memasuki puncak musim hujan di Desember ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, melakukan penguatan langkah mitigasi bencana.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Balangan, Rahmi, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Jumaidil Hairi mengatakan, sejumlah kawasan telah dipetakan sebagai wilayah rawan.

“Untuk potensi banjir bandang, diantaranya Simpang Nadung, Kembang Kuning dan Uyam di Kecamatan Tebing Tinggi, kemudian Marindi, Putat Basiun serta Bihara Hilir di Awayan dan beberapa titik hulu di Halong hingga kantong sungai kecil di Batumandi,” katanya di Paringin, ibu kota Balangan, Senin (1/12).

Potensi banjir besar dan genangan kiriman dari hulu, dapat terjadi di Paringin, Paringin Selatan, Lampihong dan Juai.

Sejak awal Desember hingga puncak musim hujan, daerah-daerah tersebut harus memperkuat kesiapsiagaan.

Ia mengatakan, BPBD Balangan juga mengeluarkan sejumlah imbauan kepada warga, termasuk mengamankan barang penting, memantau ketinggian air secara berkala serta menghindari aktivitas di sungai, jembatan gantung dan area rawan longsor saat hujan deras.

“Pemerintah desa agar memastikan jalur evakuasi dan titik kumpul dapat digunakan setiap saat serta jangan mengabaikan peringatan dini dari BMKG dan informasi SIGAB BPBD,” katanya.

Warga juga diimbau agar menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting, air minum, obat-obatan dan senter.

Ia menambahkan, sebagian besar wilayah Balangan saat ini berada pada kisaran curah hujan 100 – 150 milimeter per dasarian, sedangkan kawasan hulu dan tengah mencapai 150 – 200 milimeter.

“Hujan diperkirakan turun empat sampai enam hari dalam sepekan dan ini termasuk kategori tinggi, tetapi belum ekstrem,” tambahnya.

Kondisi hujan yang berulang tetap berpotensi menimbulkan gangguan dan kemungkinan terjadinya genangan, peningkatan debit sungai serta longsor lokal di daerah perbukitan.

Masyarakat diimbau untuk selalu memantau lingkungan, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan lereng pegunungan Meratus.

Balangan juga memiliki potensi banjir bandang, meski dalam skala lokal yang dipicu kontur pegunungan Meratus serta banyaknya aliran sungai kecil yang mudah meluap ketika hujan turun terus menerus.

Titik-titik rawan bencana, telah dipasangi papan peringatan dan terus dilakukan monitor debit sungan bersama relawan serta pemerintah desa.

Selain itu, juga dilakukan edukasi kesiapsiagaan melalui aplikasi SIGAB, media sosial hingga ke sekolah-sekolah.

Semua langkah penguatan mitigasi tersebut, dilaksanakan agar masyarakat siap menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga bukan hanya merespon bencana, tetapi menekan resikonya sejak awal. (fer/ra)

Pewarta: M Ferian Sadikin

Journalist | Editor | - Hulu Sungai Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Siap Branding Destinasi Wisata, Disporapar Kotabaru bersama TABIRkota.com Gelar Pelatihan Jurnalistik

Sel Des 2 , 2025
"IDWBS dibekali wawasan tentang jurnalistik agar mereka dapat mengabarkan potensi wisata dan budaya ke penjuru dunia"

You May Like

TABIRklip