Marak Aktivitas Tambang Emas Tanpa Izin di Barsel, Pemkab Bentuk Satgas PETI

“Maraknya aktivitas PETI diduga dipicu turunnya harga komoditi utama masyarakat seperti karet dan rotan, sementara harga kebutuhan pokok terus meningkat”

Bupati Barsel, Eddy Raya Samsuri saat memberikan keterangan pers kepada wartawan terkait aktivitas PETI (foto: TABIRkota/akhmad madani)

BUNTOK (TABIRkota) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng) merencanakan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) menyusul maraknya aktivitas penambangan emas tanpa izin di wilayah kabupaten setempat.

Menurut Bupati Barsel, Eddy Raya Samsuri, pembentukan Satgas bertujuan agar kegiatan PETI di empat kecamatan, masing-masing Dusun Utara, Dusun Selatan, Karau Kuala dan Dusun Hilir, dapat dikelola dengan baik.

“Secara hukum, kegiatan PETI memang ilegal dan bisa ditindak aparat kepolisian, namun karena menyangkut ekonomi masyarakat, maka kita memilih pendekatan persuasif,” ujarnya di Buntok, ibukota Barsel, Senin (27/10).

Ia mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya pemerintah agar masyarakat tetap bisa beraktivitas tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan emas.

“Karena banyaknya laporan masyarakat terkait PETI, ini yang mau kita lindungi, baik sumber air, sumber ikan, maupun sungai kita agar tidak rusak dan tercemar,” katanya.

Pembentukan Satgas PETI, tambahnya, akan melibatkan seluruh unsur Forkopimda agar bisa mencari solusi terbaik bagi masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

“Langkah tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang meminta pemerintah daerah untuk memberi perhatian terhadap kegiatan penambangan rakyat, baik melalui regulasi daerah maupun pembinaan lewat Koperasi Merah Putih (KMP)” tambahnya.

Para penambang ke depan bisa diarahkan bergabung ke dalam KMP untuk mendapatkan pembinaan agar kegiatan mereka tidak menimbulkan dampak lingkungan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat ini terdapat puluhan lanting sedot yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dan tersebar di sejumlah desa di empat kecamatan.

Maraknya aktivitas PETI diduga dipicu turunnya harga komoditi utama masyarakat seperti karet dan rotan, sementara harga kebutuhan pokok terus meningkat.

Di sisi lain, harga emas yang kini mencapai Rp2,2 juta hingga Rp2,3 juta per gram menjadi pendorong meningkatnya aktivitas penambangan tradisional di wilayah Barsel. (mad/ra)

Pewarta: Akhmad Madani

Journalist - Barito Selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Peringati Hari Sumpah Pemuda, SMPN 2 Aranio Gelar Gerakan Pentas Literasi bersama TABIRkota.com

Sel Okt 28 , 2025
"GAPENSI menampilkan kreativitas siswa di bidang literasi melalui beberapa kegiatan, seperti Lomba Reportase, Bakisah Basa Banjar, Bapundung dan Pidato Basa Banjar"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip