
BANJARMASIN (TABIRkota) – Selain menemukan puing dan para korban helikopter BK117 D-3 milik Eastindo Air yang jatuh di pegunungan Meratus, di kawasan hutan Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan (Kalsel), Tim SAR Gabungan juga berhasil menemukan kotak hitam (black box) helikopter nahas tersebut.
Menurut Direktur Operasional Basarnas, Laksmana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, kotak hitam tersebut ditemukan pada Kamis (4/9) siang dalam keadaan gosong bekas terbakar.
“Saat ditemukan, kotak hitam itu masih menempel di badan helikopter, tepatnya di pangkal ekor (helikopter, red),” ujarnya usai penyerahan kotak hitam di VIP Room Lanud Syamsudin Noor, Jum’at (5/9) pagi.
Kotak hitam tersebut terdiri dari dua bagian, masing-masing Crash Survival Memory Unit atau SCMU dan bagian elektronik.
Saat ditemukan, CSMU kotak hitam helikopter BK117 D-3 dalam kondisi utuh namun gosong bekas terbakar, sedangkan bagian elektronik dan baterai terpisah sekitar lima meter.
Laksmana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengatakan, terkait penyebab kecelakaan, nanti akan disampaikan pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
“Untuk penyebab kecelakaan, kewenangan ada di KNKT,” katanya.
Sebelumnya, Senin (1/9), helikopter tipe BK117-D3 milik Eastindo yang berangkat dari Bandara Kotabaru menuju Bandara Palangkaraya hilang kontak di wilayah hutan Mantewe.
Helikopter dengan delapan penumpang tersebut, lepas landas pukul 00.46 UTC atau 07.46 WIB dengan perkiraan tiba pukul 02.15 UTC atau 09.15 WIB namun hilang kontak di posisi sekitar 4 kilometer dari air terjun Mandin Damar pada titik koordinat 3° 6’54.58″S 115°41’21.62″E.
Arba (3/9) sekitar pukul 15.53 Wita, Tim SAR Gabungan akhirnya berhasil menemukan puing-puing helikopter nahas tersebut di koordinat 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, sekitar 700 meter dari titik koordinat yang sebelumnya diberikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sepanjang Kamis (4/9), Tim SAR Gabungan melakukan proses evakuasi tujuh korban lainnya. Proses evakuasi berjalan lambat karena terkendala cuaca dan medan yang sulit.
Jasad para korban yang ditemukan sebagian masih dapat dikenali namun sebagian lainnya sulit diidentifikasi karena kondisi tubuh terbakar.
Dari delapan korban, tiga diantaranya Warga Negara Asing (WNA), masing-masing dari Australia, Brazil dan India. (ra)