Buka Festival Mesiwah Pare Gumboh Dayak Deah, Sekda Balangan Tekankan Pentingnya Pelestarian Budaya

“Mesiwah Pare Gumboh yang dimeriahkan penampilan Top 5 Indonesian Idol, Angie Carvalho dan Komposer Musik Dayak, Daniel Nuhan tersebut, dilaksanakan tiga hari, dari 18 hingga 20 Juli mendatang”

Pj Sekda Balangan, Sufriannor memukul gong tanda dimulainya festival panen Dayak Deah, Mesiwah Pare Gumboh (foto: TABIRkota/mc blg)

PARINGIN (TABIRkota) – Pejabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kebupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), Sufriannor menekankan tentang pentingnya pelestarian budaya dan alam, sebagaimana yang diajarkan masyarakat adat Dayak Deah.

Hal tersebut disampaikan Sufriannor saat membuka festival panen suku Dayak Deah, Mesiwah Pare Gumboh (MPG) di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Jum’at (18/7).

Menurutnya, ritual adat panen suku Dayak Deah yang dilakukan secara gotong royong, menjadi sarana penting dalam melestarikan budaya lokal, sekaligus mempererat kekerabatan.

“Terlebih, tradisi Mesiwah Pare Gumboh yang sebelumnya dilakukan secara terpisah kini dirayakan bersama serta terbuka bagi masyarakat luar sebagai bentuk promosi budaya dan pariwisata,” ujarnya.

Mesiwah Pare Gumboh yang dimeriahkan penampilan Top 5 Indonesian Idol, Angie Carvalho dan Komposer Musik Dayak, Daniel Nuhan tersebut, dilaksanakan tiga hari, dari 18 hingga 20 Juli mendatang.

Dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Sekda Balangan, Mesiwah Pare Gumboh kali ini akan diisi dengan ritual Mesiwah Pare, pertunjukan tarian tradisional, pameran kerajinan tradisional serta event musik Liyukustik.

Sufriannor mengatakan, Pemkab Balangan sendiri terus mengupayakan dukungan yang lebih luas bagi terselenggaranya Mesiwah Pare Gumboh.

“Kita berharap, event budaya ini terus mendapat dukungan dari lembaga terkait, kementrian dan pihak swasta, sehingga menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam mengembangkan budaya serta kreativitas,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Liyu, Sukri mengatakan, Mesiwah Pare Gumboh merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat adat Dayak Deah atas keharmonisan hidup dan berkah panen yang diberikan Tuhan.

“Tradisi Mesiwah Pare Gumboh berasal dari masyarakat nomaden di pedalaman, khususnya di Liyu dan Gunung Riut,” katanya.

Mesiwah Pare Gumboh bukan sekadar acara pelestarian budaya, tetapi juga memiliki misi penting sebagai perekat kekerabatan di tengah masyarakat melalui semangat kekeluargaan dan gotong royong. (fer/ra)

Pewarta: M Ferian Sadikin

Journalist | Editor | - Hulu Sungai Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kolaborasi Bersama Polres dan Poktan, Pemkab Balangan Gelar Coffe Morning Pemahaman Hukum Program Ketahanan Pangan

Jum Jul 18 , 2025
"Pada kegiatan tersebut, perwakilan kelompok tani juga diberi ruang untuk menyampaikan data dan persoalan nyata di lapangan terkait pelaksanaan program pertanian"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip