KANDANGAN (TABIRkota) – Dalam rangka kegiatan Safari Ramadhan Jilid II, Pimpinan Cabang Pemuda Muslimin Indonesia (PC PMI), Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Kuliah Tujuh Menit (Kultum) atau ceramah singkat.
Kultum yang diisi penceramah dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Loksado, Ustadz Mahyudi Nuri tersebut, dilaksanakan di Desa Mandapai, Padang Batung pada Sabtu (8/3) malam kemarin.
Ketua PC PMI HSS, Al-Ikhwan Humaidi mengatakan, Kultum merupakan Program Kerja (Proker) yang sudah disepakati bersama pada saat Rapat Proker.
“Hal tersebut merupakan momentum memaksimalkan beribadah di bulan suci ramadhan,” ujarnya.
Dipilihnya Mandapai, ujarnya, karena merupakan desa domisili salah satu anggota pengurus PC PMI HSS.
“Lokasi desa strategis, tidak di kota dan tidak juga dipedalaman,” ujarnya.
PC PMI HSS, tambahnya, bersyukur karena masyarakat menyambut baik kegiatan Kultum tersebut.
“Alhamdulillah, masyarakat terlihat antusias mengikuti kegiatan, mulai dari sholat isya berjamaah, tarawih serta menyimak Kultum hingga selesai,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua MUI Loksado, Ustadz Mahyudi Nuri mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan Kultum yang digelar PC PMI HSS.
“Hal tersebut dapat memaksimalkan kesempatan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, misalnya pemuda atau mahasiswa melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat serta positif,” katanya.
PC PMI HSS, tambahnya, diharapkan agar selalu diberi kesehatan dan keselamatan serta istiqomah dalam melakukan hal-hal kebaikan.
“Semoga melalui kegiatan tersebut menjadi amal kebaikan bagi kita semua,” tambahnya.
Adapun isi ceramah yang dibawakan Ustadz Mahyudi Nuri, yaitu menjadi sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi yang lainnya, terlepas dari besar maupun kecilnya perilaku yang diperbuat.
Juga berbuat kebaikan tidak hanya sekedar ucapan, namun melalui perbuatan atau contoh dikehidupan sehari-hari.
Bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah didalam bulan suci Ramadhan serta tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. (zr)
