
BUNTOK (TABIRkota) – Karantina Tahfizh Al-Qur’an di Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali digelar dengan jumlah peserta mencapai 112 santri untuk mengikuti program intensif.
Hal tersebut disampaikan Ustad H Muhammad Sibawaihi dalam kegiatan yang berlangsung di Guest House Kencana, Senin (3/3).
Menurutnya, Karantina Tahfizh Al-Qur’an berlangsung selama 20 hari, dimulai sejak 27 Februari hingga 18 Maret dengan berbagai kategori seperti Qur’an Plus, Tahsin serta Tahfizh untuk pemula dan profesional.
“Kegiatan tidak hanya melatih hafalan, tetapi juga membentuk karakter santri agar lebih memahami makna dan menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Karantina Tahfizh Al-Qur’an merupakan upaya mencetak generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap Al-Qur’an serta disiplin dalam menghafal dan mengamalkan isinya.
Program tersebut, katanya, mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barsel, Dinas Pendidikan setempat serta tokoh masyarakat yang peduli terhadap pembinaan penghafal Al-Qur’an.
“Pemerintah Daerah terus berkomitmen dalam mendukung program agar berkembang lebih baik dengan fasilitas yang lebih memadai,” tambahnya.
Saat ini, delapan kader tahfizh dari Barsel tengah menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, sebagai bagian dari upaya memperkuat kaderisasi ustadz dan ustadzah di daerah.
Karantina Tahfizh Al-Qur’an diharapkan terus berlanjut dengan peningkatan kualitas dan fasilitas yang lebih representatif bagi para santri. (zr)