
RANTAU (TABIRkota) – Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengapresiasi penanaman cabai dengan metode apung yang dilakukan Kelompok Tani (Poktan) Karya Baru di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tapin, Triasmoro, budidaya dengan metode apung, bisa menjadi solusi di tengah tantangan lahan pertanian yang semakin terbatas.
“Kami akan terus memantau dan memberikan pendampingan kepada Poktan Karya Baru agar hasil panennya optimal,” ujarnya di Rantau, ibu kota Tapin, Senin (10/3).
Dengan inovasi pengembangan metode apung, katanya, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
“Juga sekaligus menjaga keberlanjutan budidaya Cabai Hiyung yang telah menjadi salah satu komoditas unggulan daerah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Poktan Karya Baru, Junaidi Mengatakan, sejauh ini, metode apung menunjukkan hasil yang cukup baik.
“Walaupun dari total 2500 bibit cabai lokal yaitu Cabai Hiyung yang ditanam, sekitar ratusan tanaman mengalami kematian akibat tingginya curah hujan,” katanya.
Dalam budidaya Cabai Hiyung, ujarnya, kematian bibit adalah hal yang biasa.
“Selama jumlahnya tidak melebihi 50 persen dari total tanaman awal, masih bisa dikategorikan normal,” ujarnya.
Pertumbuhan cabai hiyung dengan metode apung, tambahnya, memang memiliki perbedaan dibandingkan dengan penanaman di tanah, salah satu nya perkembangan akar yang terbatas dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman.
“Namun secara keseluruhan pertumbuhan, Cabai Hiyung dalam metode apung seperti itu masih terpantau baik,” tambahnya.
Panen Cabai Hiyung oleh Poktan Karya Baru diperkirakan akan berlangsung pada awal Juli mendatang dengan target produksi mencapai 2 ton. (zr)