![](https://tabirkota.com/wp-content/uploads/2025/02/1000316404.jpg)
BUNTOK (TABIRkota) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar pertemuan stakeholder bersama PT Adaro Indonesia sebagai upaya mempercepat perununan stunting.
Kegiatan bertema Kolaborasi Wujudkan Generasi Sehat dan Bebas Stunting tersebut, dilaksanakan di Aula Kantor Bappeda Barsel, Arba (5/2).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Setda Barsel, Yoga Prasetyanto Utomo melalui Asisten III, Mirwansyah dalam sambutannya mengatakan, pihaknya mengapresiasi keterlibatan Adaro dalam upaya menurunkan stunting di daerah.
“Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menentukan kualitas generasi muda di masa depan,” katanya.
Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, ujarnya, menjadi kunci dalam percepatan penanggulangan stunting.
“Kegiatan diharapkan dapat menghasilkan strategi inovatif yang tidak hanya efektif dalam menekan angka stunting, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemenuhan gizi sejak dini,” ujarnya.
Sementara itu, CSR Section Head PT Adaro Indonesia, Aan Nurhadi mengatakan, program kali ini, merupakan kelanjutan dari inisiatif tahun 2024 yang sempat tertunda akibat pergantian mitra.
“Meski begitu, Adaro tetap berkomitmen dalam mendukung percepatan penurunan stunting, terutama di Kecamatan Jenamas dan Dusun Hilir,” katanya.
Adaro, ujarnya, sudah mendeklarasikan satu desa di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai Zero Stunting, di mana selama tiga tahun berturut-turut tidak ada kasus tersebut.
“Hal itu membuktikan bahwa target nol stunting bukan hal yang mustahil, asalkan ada kolaborasi yang kuat,” ujarnya.
Peran orang tua, tambahnya, sangat penting dalam pencegahan stunting, sehingga program kali ini juga menekankan edukasi gizi kepada mereka.
“Kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang, tumbuh sehat,” tambahnya.
Pertemuan stakeholder, menandai komitmen kuat berbagai pihak dalam menurunkan angka stunting melalui intervensi di desa-desa sekitar wilayah operasional Adaro.
Kegiatan melibatkan pemaparan program, diskusi bersama serta penandatanganan kerja sama.
Fokus utama program adalah intervensi terhadap 125 balita dan 16 ibu hamil di dua kecamatan yang teridentifikasi berisiko stunting.
Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Puskesmas Mangkatip, Kecamatan Dusun Hilir dan Puskesmas Rantau Kudjang, Jenamas pada November 2024 lalu.
Selain itu, program bertujuan mendukung target nasional penurunan prevalensi stunting menjadi 18,8 persen pada 2025.
Adaro juga berkomitmen menciptakan Zero New Stunting di desa-desa sekitar ring 1 operasionalnya serta mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan status gizi tidak normal di usia 24–60 bulan. (zr)