JAKARTA (TABIRkota) – Komisi Pemilihan Umum (KPK) RI memeriksa mantan Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada Kamis (9/1) kemarin, sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG).
Menurut Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, Ahok diperiksa terkait adanya kerugian yang dialami Pertamina di 2020 lalu.
“Akibat kontrak-kontrak LNG, negara berpotensi mengalami kerugian sebesar USD337 atau setara dengan Rp5,4 Triliun,” ujarnya di Jakarta, dilansir dari detik.com, Jumat (10/1).
Pihaknya, katanya, turut mendalami permintaan Dewan Komisaris (Dekom) kepada direksi.
“Hal tersebut terkait enam kontrak LNG Pertamina itu,” katanya.
Sebelumnya pada Kamis (9/1), KPK turut memeriksa enam saksi lainnya yaitu Sekretaris Direktur Gas PT Pertamina tahun 2012, Sulistia, didalami terkait dugaan pemalsuan risalah rapat direksi (RRD) dalam menetapkan pembelian LNG impor dari AS.
Lalu, Direktur Pengolahan Pertamina periode 12 April 2012 hingga November 2014, Chrisna Damayanto, diperiksa terkait rencana kebutuhan LNG untuk kilang.
Manager Korporat Strategic PT Pertamina Power (Persero), Ellya Susilawati, diperiksa terkait aturan mekanisme pembelian LNG.
Business Development Manager PT Pertamina periode 14 November 2013 hingga 13 Desember 2015, Edwin Irwanto Widjaja, diperiksa terkait kajian pengadaan LNG yang tidak pernah diberikan kepada Direktorat PIMR.
VP Treasury PT Pertamina periode Agustus 2022, Dody Setiawan, diperiksa terkait transaksi penjualan LNG.
Terakhir, Senior Vice President (SVP) Gas PT Pertamina (Persero) tahun 2011 hingga Juni 2012, Nanang Untung, diperiksa terkait rencana proses pembelian LNG tahun 2012. (zr)
