JAKARTA (TABIRkota) – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terancam tekor atau mengalami defisit hingga Rp20 triliun pada 2024 ini akibat meningkatnya utilisasi pelayanan kesehatan.
Menurut Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan, Ali Ghufron, utilisasi pelayanan kesehatan pada tahun lalu hanya Rp252 ribu per hari.
“Namun saat ini sudah Rp1,7 juta sehari, kalau utilisasi kita harus bayar,” ujarnya di Jakarta, dilansir dari cnbcindonesia.com, Senin (18/11).
Peningkatan tersebut, katanya, dipicu bertambahnya jumlah pasien yang datang ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) menggunakan BPJS Kesehatan.
“Peserta yang menunggak iuran BPJS Kesehatan, tidak terlalu membebani karena tergolong kecil dalam beban defisit,” katanya.
Kenaikan iuran BPJS Kesehatan, tambahnya, memang bisa menjadi salah satu cara mengatasi defisit tersebut.
“Namun belum dapat dipastikan apakah iuran peserta akan naik atau tetap, karena hal tersebut bukan wewenang BPJS Kesehatan, tetapi pemerintah,” tambahnya.
BPJS Kesehatan mengungkapkan, hingga Oktober lalu, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia hampir mencapai 100 persen dari total keseluruhan penduduk. (zr)