JAKARTA (TABIRkota) – Penasihat Presiden RI Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro, menjelaskan dua skema baru terkait wacana pemerintah yang berkemungkinan akan mengubah subsidi menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat.
Menurutnya, jika subsidi diubah menjadi BLT, misalkan seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan listrik, maka harganya akan dilepas secara keekonomian sehingga bisa mengalami kenaikan atau penurunan.
“Skema pertama jika pakai subsidi langsung, harga harus bertahap naik sampai keekonomian harga pasar, kemudian dari pendapatan tambahan itu, dikembalikan ke rakyat melalui BLT atau dengan cash transfer,” ujarnya di sela acara Seminar Publik Centre For Science and International Studies (CSIS), Jakarta, dilansir dari cnbcindonesia.com, Jumat (25/10).
Selain menjadi BLT, katanya, skema yang bisa dilakukan lainnya adalah dengan sistem kuota alias subsidi masih diberikan pada jenis produknya.
“Skema kedua yaitu sama seperti sekarang, tapi pakai sistem kuota agar bisa lebih tertarget untuk masyarakat,” katanya.
Sebagaimana diketahui saat ini, subsidi yang diberikan kepada pemerintah melalui BBM cs membuat harga jualnya menjadi lebih rendah dari harga keekonomian atau harga asli.
Namun, tambahnya, hal tersebut belum tepat sasaran untuk masyarakat.
“Perlu ada keputusan politik untuk bisa membuat skema subsidi energi di Indonesia bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang memang berhak mendapatkan,” tambahnya.
Hal tersebut merupakan tantangan pemerintah dalam membuat keputusan yang sesuai agar masyarakat indonesia yang layak mendapat subsidi benar-benar tertarget. (zr)