Harga Pangan Turun, Kalsel Alami Deflasi 0,36 Persen

“Per Agustus 2024, Kelompok Makanan Minuman dan Tembakau menjadi kontributor utama deflasi dengan mencatatkan angka sebesar 1,54 persen mtm”

(ilustrasi: TABIRkota/artificial intelligence)

BANJARMASIN (TABIRkota) – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami deflasi sebesar 0,36 persen month to month (mtm) per Agustus lalu yang dipengaruhi penurunan harga sejumlah komuditas pangan, terutama beras, ikan nila dan tomat.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalsel, Fadjar Majardi, angka deflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan per Juli 2024 yang sebesar 0,44 persen mtm.

“Namun deflasi tersebut masih lebih dalam dibandingkan dengan deflasi nasional yang hanya sebesar 0,03 persen mtm,” ujarnya di Banjarmasin, Selasa (3/9).

Per Agustus 2024, katanya, Kelompok Makanan Minuman dan Tembakau menjadi kontributor utama deflasi dengan mencatatkan angka sebesar 1,54 persen mtm.

“Penurunan harga beras dan ikan nila menjadi faktor utama deflasi yang terjadi seiring normalisasi harga pakan ternak serta peningkatan pasokan bawang merah pasca panen di sentra produksi seperti Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Meskipun terjadi penurunan pada beberapa komoditas, diketahui harga cabai rawit mengalami peningkatan akibat kekeringan di wilayah sentra produksi di pulau Jawa.

Selanjutnya, Kelompok Informasi Komunikasi dan Jasa Keuangan mencatat deflasi sebesar 0,14 persen mtm, utamanya disumbangkan sub kelompok peralatan informasi dan komunikasi seiring dengan penurunan permintaan.

Di sisi lain, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya justru mengalami inflasi sebesar 0,48 persen mtm, terutama dipengaruhi tingginya harga emas perhiasan yang dipicu fluktuasi harga emas dunia.

Fadjar Majardi menambahkan, secara keseluruhan, lima komoditas utama yang menyumbang deflasi di Kalsel adalah beras, ikan nila, tomat, bawang merah dan cabai merah.

“Sementara itu, lima komoditas yang menjadi pendorong inflasi meliputi bensin, terong, ketimun, emas perhiasan dan cabai rawit,” tambahnya.

Seluruh kabupaten/kota di Kalsel mengalami deflasi, dengan Hulu Sungai Tengah (HST) mencatatkan deflasi terdalam sebesar -1,42 persen mtm, angka deflasi di kabupaten/kota lain juga bervariasi, seperti di Tanah Laut (-0,43% mtm), Banjarmasin (-0,19% mtm), Tanjung (-0,14% mtm) dan Kotabaru (-0,11% mtm).

Untuk memastikan tekanan inflasi tetap berada dalam kisaran target tahun 2024, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalsel terus memperkuat sinergi dan implementasi strategi pengendalian inflasi yang berlandaskan empat pilar utama yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif. (ra)

TABIRkota

Dari Banua Untuk Dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Waspada Cacar Monyet, Pemkab HST Keluarkan Surat Edaran

Rab Sep 4 , 2024
"Cacar monyet atau MPOX dapat menular melalui kontak dengan hewan liar atau yang sudah mati dan manusia yang terindikasi memiliki ruam"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip