BANJARBARU (TABIRkota) – PT Adaro Energi Indonesia Tbk (Adaro) berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah mempercepat pemulihan lahan kritis di Indonesia melalui pembangunan Persemaian Skala Besar Liang Anggang, ujar Presiden Direktur (Presdir) PT Adaro Indonesia, Priyadi.
Hal tersebut disampaikan Priyadi saat mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya, meninjau dan melihat perkembangan pembangunan Persemaian Liang Anggang (PLA) di Kawasan Hutan Lindung, Kelurahan Landasan Ulin Barat, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Selasa (3/9).
Menurut Priyadi, pihaknya sangat bangga mendapatkan amanah untuk bersama-sama dengan Kementerian LHK dan Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), membangun PLA yang berkapasitas 10 juta batang pohon pertahun.
“Selain pembiayaan sarana dan prasarana pusat persemaian, Adaro juga akan melaksanakan fungsi pengawasan dalam operasional PLA,” ujarnya.
PLA memiliki luas total 14 ha dengan luas areal produksi 6.6 Ha yang dibangun atas kolaborasi antara Kementerian LHK dengan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Data Air BWS Kalimantan III untuk penyediaan air serta PT Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi areal produksi.
Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.
Salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting untuk mencapai hal tersebut yakni dengan penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang lebih masif dan terstruktur.
Untuk itu, kata Priyadi, pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi.
“Salah satu upaya yang dilakukan oleh swasta, dalam hal ini Adaro melalui anak perusahaannya, PT Adaro Indonesia, adalah pembangunan PLA dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha/KPBU atau Public Private Partnership,” katanya.
Kolaborasi tersebut juga melibatkan Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel untuk melakukan pengelolaan distribusi bibit, dari proses perencanaan, distribusi hingga monitoring bibit.
Di area PLA ditanami pohon dengan jenis bibit kayu-kayuan, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), endemik dan estetik yang nantinya akan didistribusikan ke lahan kritis di seluruh Indonesia.
Bibit dari PLA diharapkan dapat membantu kegiatan RHL di wilayah pengelolaan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito, baik yang dilakukan oleh Kementerian LHK melalui BPDAS Barito maupun yang dilakukan pemerintah daerah, salah satunya adalah Gerakan Revolusi Hijau yang dicanangkan Gubernur Kalsel.
Priyadi menambahkan, pembangunan PLA sejalan dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo untuk membangun fasilitas persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi guna mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan, termasuk reklamasi areal atau lahan bekas tambang.
“Dengan berbekal pengalaman Adaro dalam melakukan rehabilitasi serta pengelolaan lahan bekas tambang, lahan kritis maupun rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), maka kolaborasi Adaro dan pemerintah di PLA ini diharapkan akan memberikan manfaat secara ekologi dan secara ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Diharapkan, PLA dapat berkontribusi pada penanganan lahan kritis di berbagai wilayah di Indonesia serta turut membantu Indonesia dalam upaya penanganan perubahan iklim global.
Dalam kunjungan ke PLA tersebut, Menteri LHK RI, Siti Nurbaya dan rombongan melakukan penanaman pohon sekaligus melakukan pengecekan progres pembangunan, sebelum nantinya diresmikan Presiden RI, Joko Widodo. (ra)