TUHAN semata pemilik takdir. Dia yang menghendaki dan tidak menghendaki setiap kejadian. Tak ada kekuatan yang dapat mengubah apa yang Tuhan jadikan ketentuan-Nya. Sekali Tuhan katakan jadi, maka jadilah.
Takdir Tuhan itulah yang membawa Hairullah, lelaki kelahiran Kotabaru, 23 Agustus 1965 itu, melenggang ke gedung dewan.
Alumni Pendidikan S1 Perikanan tersebut, turut dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel) periode 2024-2029 pada 12 Agustus lalu, bersama 29 anggota DPRD terpilih lainnya.
Pria yang akrab disapa Irul Banjar tersebut, terpilih sebagai wakil rakyat pada Pileg 14 Februari lalu, melalui PKB dari daerah pemilihan IV Murung Pudak.
Bagi Irul Banjar, menjadi anggota DPRD Tabalong adalah kehendak Allah SWT. Sebab ia tak pernah memimpikan menjadi seorang politisi seperti saat ini.
Sebagai buruh atau pekerja profesional yang berangkat dari bawah, Irul Banjar tak pernah bersinggungan dengan dunia politik. Karena itulah, hingga usia pensiun, waktunya dihabiskan di dunia kerja.
Memulai karir dari buruh di sub kontraktor, Irul Banjar berpindah ke PT Adaro Indonesia pada 1992 silam. Kesetiaan dan totalitasnya dilabuhkan di perusahaan tambang batu bara nasional tersebut hingga pensiun pada 2020.
Berbagi posisi pernah ditempatinya di perusahaan milik Garibaldi Thohir tersebut, dari HRD hingga bagian Humas. Mulai dari staff, hingga menempati posisi sebagai manajemen. Setelah pensiun dirinya dipercaya menjadi direktur Perusahaan Daerah (Perusda) di Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Tak pernah saya bermimpi menjadi seperti saat ini. Semuanya terjadi begitu cepat, setelah saya pensiun dari dunia kerja. Beberapa tawaran bergabung datang dari partai politik dan saya pun mengambil keputusan itu,” ujar Irul Banjar.
Menurutnya, jika saat ini ia menjadi bagian dari anggota DPRD Tabalong, itu merupakan kenyataan dan takdir Allah yang belum pernah dirinya mimpikan.
Isu Kesehatan dan Pendidikan
Pilihan terjun ke dunia politik dikuatkan berbagai isu publik yang selama ini kerap singgah ke telinganya. Persoalan pelayanan kesehatan, kerap jadi keluhan.
Ia melihat masih banyak warga miskin tak terlayani oleh pemerintah, terlebih ketika harus dirujuk ke rumah sakit di Banjarmasin, membuat warga kita mundur teratur.
“Di Banjarmasin mau tinggal di mana, terus mau makan apa. Di kampung saja mereka sulit memenuhi kebutuhannya, apalagi ke luar kota. Saat ini, kita perjuangkan fasilitas rumah singgah dan makan bagi pasien rujukan,” ujar Irul Banjar.
Demikian juga pendidikan gratis yang selama ini menjadi program pemerintah, tak sepenuhnya berjalan. Ada beberapa sekolah yang masih memanfaatkan keadaan, berjualan buku dan memungut sumbangan. Hal itu, perlu dibenahi dan ditertibkan.
Momentum politik datang pertengahan 2023. Partai PKB mengajak Irul Banjar untuk bergabung dan mengambil ikhtiar politik sebagai medan perjuangan.
“Bismillah, dengan masukan, saran dan nasehat dari para sahabat, saya ambil keputusan untuk maju sebagai caleg dari PKB dan alhamdulillah, saya terpilih,” katanya.
Perjalanan bidang politiknya merupakan babak baru. Irul Banjar merupakan sedikit diantara banyak caleg yang tidak punya duit.
Kekuatan doa dan orang-orang dekat yang dipercainya, membuatnya mampu bersaing di daerah pemilihan yang disebut “dapil neraka”.
Hairullah sudah wakafkan dirinya lahir bathin untuk membela rakyat. Perjuangan baru menurutnya sedang dimulai. Seorang buruh, kini bermetamorfosa menjadi pelayan rakyat.
“Amanah ini membuat saya menjadi pelayan masyarakat Tabalong. Inilah makna politik yang hendak kita lakukan. Sebab saya sampai ke titik ini semata-mata amanah Allah,” ujar Irul Banjar.
Ia optimis, akan mampu mewarnai gedung dewan dengan segala kebaikan, hingga masa lima tahun mendatang. ***