REZA MAULANA, pria kelahiran 28 Juli 1999 dari Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan (Kalsel) penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) PT Adaro Indonesia tahun 2017 yang mengantarkannya menimba ilmu di jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB) University.
Keberhasilannya masuk kampus impian adalah cerminan dari tekad dan perjuangan untuk meraih pendidikan tinggi di salah satu universitas terbaik di Indonesia.
“Orang tua full support saat mendengar saya mendapat beasiswa. Segala bentuk prestasi dari yang kecil sampai besar, orang tua benar-benar support dan bangga,” kata Reza dengan senyum.
Kebanggaan orang tuanya begitu besar, hingga kisah keberhasilan Reza diceritakan tidak hanya di kampungnya tetapi juga di kampung-kampung tetangga.
Ayah Reza yang berprofesi sebagai petani dan pengusaha UMKM, merasa bangga melihat anaknya bisa meraih pendidikan tinggi di luar pulau.
* * *
Jalan Menuju Beasiswa
Reza mengetahui Beasiswa Utusan Daerah (BUD) melalui pamflet yang dibagikan di sekolahnya. Ketika itu, ia masih duduk di bangku SMA di Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Dengan tekad yang kuat, Reza mulai mencari informasi lebih lanjut dan meminta bantuan gurunya untuk mendaftar beasiswa tersebut.
“Alhamdulillah, pertama kali mendaftar langsung berhasil lolos mendapat beasiswa,” ujarnya.
Proses seleksi beasiswa tidaklah mudah. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari penilaian rapor, tes tertulis akademik, hingga psikotes.
“Waktu itu, dari sekolah saya ada dua yang mendaftar beasiswa, namun hanya satu yang lolos,” kenangnya.
Berkat ketekunannya, Reza berhasil melewati semua tahapan seleksi dengan baik.
* * *
Kehidupan Kuliah di Bogor
Bagi Reza, merantau ke Bogor bukanlah hal yang terlalu sulit. Pengalaman hidup sendiri selama SMA di Amuntai, membuatnya lebih mudah beradaptasi. Meski demikian, berada jauh dari orang tua dan keluarga tetap merupakan tantangan tersendiri.
“Pesan orang tua pastinya jaga diri, jaga pergaulan dan yang terpenting jaga kesehatan. Kalau misal sakit kan tidak ada orang tua yang bisa menjaga,” cerita Reza.
Kehidupan kuliah di IPB University memberikan banyak pengalaman berharga. Reza cukup aktif di organisasi kampus, terutama di Himpunan Mahasiswa (HIMA) lingkup jurusan selama dua tahun.
Ia sempat menjadi Wakil Ketua Divisi Eksternal di tahun pertama dan Ketua Divisi di tahun kedua.
“Selebihnya, paling ikut kepanitiaan saja, acara-acara yang memang menjadi program himpunan itu sendiri,” katanya.
Menariknya, jurusan Manajemen Hutan bukanlah pilihan pertama Reza. Awalnya, ia memilih jurusan yang berkaitan dengan pertanian seperti Agronomi dan Hortikultura serta Manajemen Lahan. Namun karena keterbatasan kuota, Reza akhirnya memutuskan memilih jurusan Manajemen Hutan.
“Dari Adaro berharap mahasiswa yang dikuliahkan di IPB bisa tersebar ke berbagai jurusan,” katanya.
Meski demikian, Reza tidak menyesal dengan pilihan tersebut dan berhasil menyelesaikan studinya dengan IPK 3.41.
* * *
Mengabdi untuk Kalimantan
Setelah lulus, Reza sempat magang di Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ) dalam bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya perbaikan lahan gambut dan mangrove di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara). Pengalaman tersebut memberinya wawasan dan keterampilan yang sangat berguna dalam karir.
Kini, Reza bekerja di PT Rehabilitasi Lingkungan Indonesia (Adaro Group) untuk wilayah Tabalong. Meski tidak ada kewajiban terikat untuk kembali ke daerah asal, Reza memilih untuk berkontribusi dan membangun Kalimantan.
“Dari Adaro mengharapkan kita dapat mengembangkan daerah,” katanya.
* * *
Harapan dan Cita-cita
Reza memiliki cita-cita menjadi pengusaha di sektor pertanian.
“Karena dulu niatnya di pertanian. Masa tua memang lebih enak kalau punya usaha,” katanya.
Semangatnya untuk terus belajar dan mengembangkan diri tidak pernah padam dan ia berharap, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
“Andai tidak ada beasiswa dari Adaro, untuk kuliah di Bogor sepertinya bagi orang tua saya kalau dibilang sanggup ya sanggup, tetapi pastinya sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup di sana,” ujarnya.
Kisah Reza adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah dengan impian besar. Dengan tekad, kerja keras dan dukungan keluarga, Reza berhasil mengubah mimpinya menjadi kenyataan.
“Kalau tidak bisa berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain, setidaknya jangan jadi beban untuk orang lain,” begitu mottonya yang terus ia pegang teguh. (adv)