Kerja Sama dengan Kementrian Kebudayaan RI, Akaracita Gelar Nang Ning Nong Festival 2025

“Nang Ning Nong Festival 2025 bukan hanya perayaan bunyi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap identitas Banjar yang hidup di antara tradisi dan masa depan”

Nang Ning Nong Festival 2025 (foto: dok)

BANJARBARU (TABIRkota) – Kelompok Musik Akaracita bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Kalselteng Wilayah XIII Kementerian Kebudayaan RI, menggelar Nang Ning Nong Festival 2025 atau Banjar Gamalan Festival (BGF).

Menurut Direktur Artistik Akaracita, Novyandi Saputra, Nang Ning Nong Festival 2025 akan digelar pada 1 dan 2 November di Halaman Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Festival tersebut hadir sebagai ruang perayaan, sekaligus penguatan ekosistem seni tradisi Banjar dengan tema Bunyi Lokal, Resonansi Global, yang mencerminkan semangat untuk menjaga, mengembangkan serta memperkenalkan musik gamalan Banjar ke panggung nasional dan internasional,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima TABIRkota.com di Banjarbaru, ibu kota Kalsel, Jum’at (31/10).

Ia mengatakan, Nang Ning Nong Festival 2025 bukan hanya perayaan bunyi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap identitas Banjar yang hidup di antara tradisi dan masa depan.

“Melalui gamalan, kita belajar tentang kebersamaan, ketulusan dan harmoni dimana Nang Ning Nong Festival menjadi ruang di mana seniman, komunitas serta masyarakat bisa saling berjumpa, berkolaborasi dan berkreasi,” katanya.

Gamalan Banjar merupakan salah satu warisan budaya penting masyarakat Kalsel yang telah bertahan lintas generasi.

Setiap dentingnya menyimpan nilai spiritual, sejarah dan kebersamaan yang menjadi jantung identitas budaya Banjar.

Momentum pengakuan gamelan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak benda Dunia oleh UNESCO pada 2021 lalu, menjadi dasar penting bagi festival ini untuk terus menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan musik tradisi daerah.

Kepala BPK Wilayah XIII, Riris Purbasari mengatakan, penggunaa istilah “Nang Ning Nong” sendiri bukan sekadar rangkaian bunyi tanpa arti.

“Dalam keseharian para penabuh gamalan Banjar, ungkapan tersebut adalah bahasa ritmis yang digunakan untuk melafalkan pola tabuhan gamelan,” katanya.

Nang ning nong, tambahnya, menjadi simbol dari cara masyarakat Banjar memaknai musik sebagai komunikasi rasa dan kebersamaan.

“Pemilihan nama Nang Ning Nong Festival dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan terhadap bahasa bunyi lokal yang hidup di tengah masyarakat sebuah simbol yang hangat, sederhana dan dekat dengan tradisi,” tambahnya.

Selama dua hari pelaksanaan, festival tersebut akan menghadirkan berbagai kegiatan yang mempertemukan tradisi dengan inovasi.

Program utama meliputi pertunjukan gamalan Banjar dalam format tradisi-klasik dan inovatif; workshop Bersama ahli gamalan Banjar yaitu Lupi Anderiani yang membuka ruang edukasi bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum; Pasar Seni produk UMKM serta kerajinan pengrajin gamalan Banjar dan Puncak acara akan ditandai dengan Tabuhan Raya Gamalan Banjar, sebuah pertunjukan kolosal yang melibatkan banyak penabuh sebagai simbol harmoni serta persatuan masyarakat Banjar.

Nang Ning Nong Festival 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperluas jaringan, memperkuat dokumentasi dan menumbuhkan apresiasi terhadap gamalan Banjar sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia.

Festival tersebut menjadi ajang pertemuan antara masa lalu serta masa depan antara bunyi lokal dan resonansi global, sekaligus menjadi ruang bersama untuk mencintai serta membanggakan seni tradisi Banjar. (rls/ra)

TABIRkota

Dari Banua Untuk Dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Mahasiswa Stikes Intan Martapura Kelola SASAPU HIMARS untuk Biaya Wisuda

Jum Okt 31 , 2025
"Program SASAPU HIMARS memang bersifat non akademik, tetapi dikaitkan dengan mata kuliah Kewirausahaan dan Lingkungan agar memiliki nilai edukatif serta berkelanjutan"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip