Hadiri Rakor Evaluasi Penanganan Karhutla, Bupati Barsel Paparkan 30 Desa Rawan Bencana

“Karhutla di Barsel sebagian besar disebabkan pembukaan lahan pertanian dan perkebunan yang masih menggunakan cara membakar”

Bupati Barsel, Eddy Raya Samsuri saat menghadiri Rakor Evaluasi Penanganan Karhutla di Palangka Raya (foto: TABIRkota/akhmad madani)

BUNTOK (TABIRkota) – Bupati Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Eddy Raya Samsuri memaparkan 30 desa di kabupaten setempat yang termasuk rawan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Paparan tersebut disampaikan Eddy Raya Samsuri saat menghadiri  Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Aula Jayang Tingang, Palangka Raya, Kamis (16/10).

Menurut Eddy Raya Samsuri, 30 desa tersebut masing-masing di Kecamatan Dusun Hilir ada lima desa, Dusun Utara lima desa, Karau Kuala tiga desa, Dusun Selatan sembilan desa, Gunung Bintang Awai lima desa, dan Jenamas tiga desa.

“Pemkab Barsel berterima kasih kepada Gubernur Kalteng melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran disingkat (BPBPK) Provinsi yang telah mengaktifkan Pos Lapangan (Poslap) Masyarakat Peduli Api (MPA),” ujarnya.

Poslap MPA antara lain terdapat di Desa Dangka, Pararapak, Kelurahan Pendang, Bangkuang, Mengkatip dan Rantau Kujang yang sangat membantu mengurangi dampak karhutla.

Karhutla di Barsel, katanya, sebagian besar disebabkan pembukaan lahan pertanian dan perkebunan yang masih menggunakan cara membakar.

“Adopsi teknologi pengairan dan inovasi pertanian di masyarakat juga dinilai masih rendah,” katanya.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel, tambahnya, pada 2025 telah terjadi 23 kejadian karhutla dengan luas 42,55 hektare.

“Jumlah titik panas atau hotspot yang terdeteksi satelit Brin Fire Hotspot mencapai 79 titik di enam kecamatan,” tambahnya.

Rinciannya, di Dusun Utara ada sembilan hotspot dengan satu kejadian karhutla seluas 3,5 hektare, di Dusun Selatan 6 hotspot dengan 12 kejadian seluas 17,75 hektare.

Di Gunung Bintang Awai 33 hotspot dengan tiga kejadian seluas 11 hektare, di Dusun Hilir 23 hotspot dengan dua kejadian seluas 3,5 hektare.

Sementara di Jenamas terdeteksi 8 hotspot dengan lima kejadian seluas 6,2 hektare.

Diharapkan, penanganan karhutla dapat terus ditingkatkan melalui sinergi pemerintah daerah, provinsi dan MPA. (mad/ra)

Pewarta: Akhmad Madani

Journalist - Barito Selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Pemkab HST Gelar Penyusunan Ranperbup Tata Naskah Dinas untuk Desa

Kam Okt 16 , 2025
"Penyusunan Ranperbup dilaksanakan agar meningkatkan tertib administrasi, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan Pemdes"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip