
BANJARMASIN (TABIRkota) – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, menggelar kegiatan Kelas Kecerdasan Artifisial atau AI Goes to School dalam rangka memperkuat kapasitas guru di era digital.
Kegiatan yang diikuti 75 guru dari berbagai jenjang, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) tersebut, dilaksanakan di Gedung Fisip ULM Banjarmasin, Sabtu (13/9).
Menurut perwakilan Koordinator Wilayah (Korwil) MAFINDO Kalsel, Sarwani, perkembangan teknologi Kecerdasan Artifisial (KA) membawa peluang besar, sekaligus tantangan baru bagi dunia pendidikan.
“Guru sebagai garda terdepan perlu mendapat dukungan dan ruang untuk mengenal dan mengeksplorasi potensi KA dalam mendukung proses belajar mengajar,” ujarnya.
Kelas Kecerdasan Arfifisial atau AI Goes to School merupakan program unggulan dari MAFINDO yang memberikan pendampingan kepada 10.000 guru di 40 kota se-Indonesia dalam kurun waktu 18 bulan.
Program tersebut didukung mitra strategis seperti Google.org, AVPN, dan Asian Development Bank (ADB) serta bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal untuk memastikan implementasi yang efektif di setiap wilayah.
Sarwani mengatakan, peran guru dalam menyikapi perkembangan teknologi sangatlah penting.
“Kelas KA dirancang agar para guru mampu menerima, sekaligus memanfaatkan teknologi secara bijak, karena di balik potensi positifnya, teknologi juga memiliki dampak negatif,” katanya.
Melalui kegiatan tersebut, tambahnya, para guru tidak hanya diajak untuk memahami dasar-dasar teknologi KA, tetapi juga diperkenalkan pada berbagai aspek penting dalam penerapannya.
“Materi yang diberikan mencakup etika pemanfaatan KA, keterampilan manajemen prompt, penggunaan KA untuk pembelajaran kreatif dan interaktif, pengelolaan kelas yang efektif serta peningkatan kinerja dan administrasi sekolah,” tambahnya.
Dengan cakupan materi yang beragam tersebut, guru diharapkan mampu melihat KA bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai alat bantu yang dapat memperkaya praktik mengajar sehari-hari.
Sementara itu, salah seorang peserta, Andi yang merupakan guru di SMAN 7 Banjarmasin mengatakan, Kelas KA memberikan perubahan secara nyata terhadap cara pandang terhadap AI.
“Bpelajaran yang bisa saya ambil, dan dapat saya terapkan ke anak didik saya terkait dengan teknologi AI. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang cerdas,” katanya.
Terpisah, guru SMKN 4 Banjarmasin, Nisa mengaku Kelas KA sebagai bekal strategis untuk masa depan pendidik.
“Setelah mengikuti kegiatan, saya berpikir bahwa AI sangatlah penting untuk membantu seorang guru dalam mengajar,” katanya.
MAFINDO sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks.
Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan.
Selain program anti-hoaks, MAFINDO juga aktif dalam inisiatif pendidikan dan literasi digital, termasuk program AI Goes To School, untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan tangguh terhadap tantangan era digital.
Untuk wilayah Banjarmasin, awalnya dinamakan MAFINDO Banjarmasin dan kini berubah nama menjadi MAFINDO Kalsel. (rls/ra)