
BARABAI (TABIRkota) — Matran alias Datu Ganjil yang sempat menggegerkan warga Desa Jaranih, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) membantah telah mengajarkan paham “batamat sambahyang” atau tidak melaksanakan ibadah shalat lagi.
Datu Ganjil secara eksklusif kepada Tabirkota.com mengatakan, isu beredar tentangnya yang mengajarkan paham tersebut adalah fitnah dan tidak ada bukti.
“Tidak benar, saya tidak pernah mengajarkan apa pun dengan orang lain, apalagi sampai batamat sambahyang,” ujarnya di Barabai, Ibu Kota HST, Arba (16/7).
Profesi sehari-hari, katanya, hanya sebagai “panambaan” atau ahli pengobatan tradisional dan isu yang beredar 97 persen salah.
“Saya berani bersumpah tidak pernah memiliki murid dan mengajarkan paham tersebut,” katanya.
Ia menambahkan, entah bagaimana awal mula informasi beredar dengan cepat hingga menyeret namanya ikut ke dalam lingkaran diduga penganut paham tersebut.
.
“Kalau urusan ibadah itu masing-masing, namun jika ada informasi miring, langsung temui saya, jangan hanya mendengar dari mulut ke mulut,” tambahnya.
Sebelumnya, ada enam orang yang diduga sebagai penganut paham batamat sambahyang, termasuk Datu Ganjil itu sendiri.
Setelah ditelusuri, ternyata Datu Ganjil tidak ada sangkut-pautnya dengan kelima penganut paham tersebut.
Kelima yang diduga penganut paham “batamat sambahyang” itu telah mengucap ulang syahadat dan membuat surat pernyataan. (fer)