
BARABAI (TABIRkota) — Sanggar Ading Bastari Barikin, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil memukau penonton dengan membawakan tarian Japin Tampur Umbak pada perayaan Hari Tari Dunia (HTD) di Lapangan Dwi Warna Barabai, Ahad (27/4) kemarin.
Menurut Konseptor Tari, Lupi Anderiani, Japin Tampur Umbak, merupakan sebuah tari garapan dengan struktur dan ragam japin di Kalsel serta ragam zapin melayu pada umumnya yang dieksplor sesuai kebutuhan.
“Tampur Umbak adalah konsep langkah kaki yang menjadi karakter atau identitas ragam japin dalam garapan tarian tersebut,” ujarnya di Barabai, Ibu Kota HST, Senin (28/5).
Tampur Umbak, katanya, memiliki makna “manampur” atau menghantam deru ombak air yang dilakukan anak-anak saat bermain di pesisir pantai atau tepian sungai.
“Dari ayunan langkah yang berat dalam air berjalan, berlari, meloncat dan saling menyemburkan air dengan kaki, itulah yang menjadi inspirasi dan ide tarian tersebut,” katanya.
Musik Tari Japin Tampur Umbak, dibuat khusus oleh komposer atau penggubah lagu, Lupi Anderiani dan koreografer tari selaku adiknya sendiri, Siti Sarmela Hendriyani.
Komposer lagu dan koreografer tari tersebut juga bukan orang sembarangan, mereka adalah anak dari seniman tradisi Kalsel yang diangkat Kesultanan Banjar menjadi Pemangku Adat Pelestari Budaya, Datu Astaprana Hikmadiraja almarhum Abdul Wahab Sarbaini.
Tarian tersebut, tambah Lupi, awalnya diperankan oleh laki-laki, namun digarap ulang dan disempurnakan ke versi penari wanita.
“Salah satu kesulitan proses pengarapan, yaitu merubah basic penari yang terbiasa menari gagahan atau penari kuda gipang, sehingga agak lambat menyesuaikan ke gerakan japin,” tambahnya.
Proses penggarapan tarian tersebut secara keseluruhan memerlukan waktu dua minggu. (fer)