RANTAU (TABIRkota) – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam menekan angka stunting, menunjukkan hasil positif.
Menurut Bupati Tapin, H Yamani, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), 2021 lalu angka stunting di Tapin mencapai 33,5 persen dan pada 2022, turun drastis menjadi 14,5 persen.
“Kemudian di 2023, prevalensi stunting kembali turun menjadi 14,4 persen, menjadikan Tapin sebagai daerah dengan angka stunting terendah di Kalsel,” ujarnya di Rantau, ibu kota Tapin, Selasa (11/3).
Meskipun data resmi 2024 belum dirilis, katanya, hasil pengukuran yang dilakukan Dinas Kesehatan menunjukkan angka stunting di Tapin kembali turun menjadi 12,32 persen.
“Penurunan angka stunting drastis, tidak lepas dari kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan sinergi lintas sektor yang terus melakukan intervensi melalui layanan spesifik serta sensitif secara konvergen dan terintegrasi,” katanya.
Berdasarkan keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas tahun 2024, tambah H Yamani, Tapin ditetapkan sebagai salah satu lokus intervensi pencegahan stunting di 2025.
“Fokus utama intervensi adalah mencegah kasus stunting baru, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun,” tambahnya.
Pemkab Tapin terus berupaya melakukan berbagai intervensi untuk menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.
Diharapkan angka stunting di Tapin terus menurun sehingga pada 2045 mendatang, dapat melahirkan generasi emas yang unggul di berbagai bidang. (zr)
