
PURWOKERTO (TABIRkota) – Ibu kantin di SD Negeri 1 Kranji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), Nari (54) mengungkapkan kegelisahan terkait program Makan Bergizi Gratis oleh Pemerintah yang dimulai hari ini, Senin (6/1).
Menurutnya, kekhawatiran ia rasakan terkait omzet penjualan kantin yang diperkirakan akan menurun seiring dengan pemberian makanan gratis kepada siswa.
“Saat ini libur dulu (jualan makanan berat, red) karena ada program Makan Bergizi Gratis, takut enggak laku, besok-besok sambil lihat dulu seperti apa” ujarnya, dilansir dari kompas.com, Senin (6/1).
Ia mengatakan, makanan berat yang dirinya jual merupakan titipan dari pedagang luar sekolah, biasanya terdiri dari nasi goreng, nasi kepal dan nasi ayam geprek dengan harga tertinggi mencapai Rp8.000.
“Hari ini saya cuma jual makanan ringan,” katanya.
Sementara itu, seorang pengelola kantin lainnya, Ibu Surti (53) mengatakan, dirinya menyoroti dampak program tersebut terhadap pedagang makanan basah yang menitipkan dagangan.
“Kasihan pedagang-pedagang makanan basah yang nitip ke sini, untungnya kali ini, sajian program Makan Bergizi Gratis datangnya setelah istirahat pertama sekolah,” katanya.
Ia menambahkan, kedepannya diharapkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dilibatkan dalam program Makan Bergizi Gratis tersebut.
“Programnya bagus, tapi seharusnya sebelum dijalankan, survei dulu ke orang-orang sekitar dan kantin. Kasihan UMKM, mudah-mudahan nanti bisa menggandeng (kerjasama, red),” tambahnya.
Program Makan Bergizi Gratis di Banyumas resmi diluncurkan pada 6 Januari, menyasar 2.740 siswa di beberapa sekolah, termasuk SD Negeri 1 Kranji, Purwokerto. (zr)