
MUARA TEWEH (TABIRkota) – Pengadilan Negeri (PN) Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah (Kalteng) melakukan sita eksekusi pada lahan di Desa Hajak, Kecamatan Teweh Tengah yang diatasnya terdapat bangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE).
Kegiatan sita eksekusi terhadap dua bidang tanah yang dihadiri perwakilan Badan Pertanahan Nasional (BPN), Pambakal (Kepala Desa) setempat dan Tini Rusdihatie selaku penggugat yang memenangkan kasasi atas perkara tersebut, dilaksanakan di depan SPBE Hajak, Jumat (22/11).
Menurut penggugat, Tini Rusdihatie, terlaksananya sita eksekusi itu atas dikabulkannya gugatan kasasi sebagaimana dalam putusan PN Tamiang Layang, Barito Timur (Bartim) beberapa waktu lalu.
“Pernyataan dalam kasasi itu, sita eksekusi dilaksanakan apabila tergugat tidak membayar sesuai dengan putusan,” ujar Tini kepada awak media.
Awal mula sengketa, katanya, mengenai perkara perjanjian pinjam meminjam uang antara dirinya yang memberi pinjaman kepada almarhumah Sri Imbani Y Mebas selaku peminjam.
“Dengan bukti kuitansi pada 16 April 2018 sejumlah Rp 3,6 miliar serta kuitansi tertanggal 26 Juni 2018 berjumlah Rp 1,7 miliar, maka total jumlah hutang sebanyak Rp5,3 miliar,” katanya.
Para ahli waris yang merupakan tergugat I, II dan tergugat III, tambahnya, jika tidak bersedia membayar hutang tersebut, maka lahan yang diatasnya ada bangunan SPBE itu, akan dilelang untuk melunasi kepada dirinya.
“Diharapkan khususnya kepada PT Pertamina, agar tidak menyalurkan gas ke SPBE tersebut sebab lahan dibawahnya merupakan obyek sengketa,” tambahnya.
Pada kegiatan sita eksekusi itu, Panitera PN Muara Teweh, Berly, membacakan amar putusan dan berita acara yang disaksikan dua orang saksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) PN setempat.
Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, turut dikawal ketat oleh sejumlah aparat keamanan dari Polres Barito Utara. (zr)