BARABAI (TABIRkota) — Mundurnya Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H Sahbirin Noor atau Paman Birin dari jabatannya dinilai sebagai dinamika politik, ujar Akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Nasrullah.
Menurutnya, secara eksplisit, mundurnya Paman Birin sebelum akhir jabatan agar roda pemerintahan Kalsel berjalan normal.
“Namun, dibalik itu Paman Birin seolah ingin mematri ingatan publik terhadap momentum kemenangannya pada praperadilan melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya,” ujarnya kepada Tabirkota.com, Jum’at (15/11).
Paman Birin, katanya, juga secara tidak langsung mengirim “sinyal” bahwa kepemimpinannya sebagai Gubernur Kalsel berakhir happy ending.
“Karena paman langsung berpamitan dengan pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel,” katanya.
Mundurnya paman, tambahnya, berarti dapat lebih fokus secara politis memimpin Partai Golkar Kalsel.
“Tentunya, paman akan lebih leluasa untuk membantu istrinya, Hj Raudhatul Jannah atau Acil Odah dalam kontestasi Pemilihan Gubernur nanti,” tambahnya.
Kerelaan Paman Birin melepas jabatan Gubernur Kalsel dinilai sebagai bagian dari dinamika politik.
Apalagi siapa yang mau berurusan dengan KPK, terlepas Paman Birin telah memenangkan praperadilan sebelumnya. (fer)