BANJARBARU (TABIRkota) – Pembangunan pusat persemaian merupakan bagian dari kerja aksi mitigasi iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup serta percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya.
Hal tersebut disampaikan Siti Nurbaya saat meresmikan Persemaian Liang Anggang (PLA) di Kawasan Hutan Lindung Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (14/10).
Menurut Siti Nurbaya, pembangunan persemaian juga merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon atau tanaman.
“Selain itu, juga untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya kegiatan penanaman pohon,” ujarnya.
Peresmian PLA, katanya, merupakan sebuah langkah penting dalam upaya pemerintah melakukan rehabilitasi hutan dan penanaman kembali, khususnya di Kalimantan.
“Pembangunan persemaian berskala besar ini untuk mendorong perbaikan lingkungan melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) khususnya pada lahan kritis, daerah rawan banjir dan longsor, daerah waduk bendungan serta tangkapan air pada semua ekosistem,” katanya.
PLA dibangun di lahan seluas 14 hektar dengan areal produksi seluas 6,6 hektar dan kapasitas produksi mencapai 10 juta batang pohon per tahun.
Jenis bibit yang dihasilkan meliputi kayu-kayuan, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) serta tanaman endemik dan estetik yang akan didistribusikan ke lahan kritis di seluruh Indonesia.
Senada dengan Siti Nurbaya, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro), Garibaldi Thohir atau biasa disapa Boy Thohir mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap upaya rehabilitasi lahan kritis.
“Persemaian Liang Anggang merupakan kewajiban Adaro Group sebagai perusahaan tambang untuk memberikan kontribusi balik kepada bumi Kalimantan,” katanya.
Hal tersebutm ujarnya, sejalan dengan intruksi presiden dalam membangun persemaian skala besar di seluruh provinsi guna mendukung pemulihan ekosistem.
“Adaro akan terus mengawasi operasional PLA untuk memastikan kelangsungan program rehabilitasi berjalan baik,” ujarnya.
PLA merupakan hasil kolaborasi melalui skema Public Private Partnership antara Adaro, Kementerian LHK dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Total dana bantuan untuk pembangunan PLA mencapai Rp154 miliar, dengan kontribusi dari Adaro sebesar Rp120 miliar untuk kebutuhan sarana utama dan pendukung, Kementerian PUPR sebesar Rp19,2 miliar untuk sarana pemenuhan air baku, Kementerian LHK Rp11 miliar untuk sarana operasional dan pembibitan serta dukungan dari Norwegia sebesar Rp 3,8 miliar.
Adaro membangun sarana utama persemaian berupa production house area, mother plant house, germination house area, open cloud area yang dilengkapi dengan mesin pengisi media dan otomatisasi sistem penyiraman bibit serta sarana pendukung persemaian.
Selain meresmikan PLA, Menteri LHK juga meresmikan beberapa persemaian di luar Kalsel yang dilakukan serentak melalui virtual, yakni Persemaian Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Persemaian Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Persemaian Likupang di Sulawesi Utara (Sulut) dan Persemaian Toba di Sumatera Utara (Sumut). (ra)