Tingkatkan Peran Guru Agama, AGPAII Barsel Gelar Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama

“Guru pendidikan agama Islam harus mampu menyesuaikan diri dengan kebijakan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi”

Kegiatan lokakarya penguatan moderasi beragama (foto: TABIRkota/akhmad madani)

BUNTOK (TABIRkota) – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), sukses menggelar lokakarya penguatan moderasi beragama guna meningkatkan peran guru-guru pendidikan agama Islam di berbagai jenjang, pada Sabtu (14/9).

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kementerian Agama (Kemenag) Barsel tersebut merupakan upaya mendukung kebijakan pemerintah dalam menggaungkan moderasi beragama dan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar yang dimulai pada tahun ajaran 2022/2023.

Menurut Ketua DPD AGPAII Barsel, Tugimin, dengan adanya kebijakan tersebut, guru pendidikan agama Islam harus mampu menyesuaikan diri dengan kebijakan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

BACA JUGA :  Si Jago Merah Mengamuk di Pasar Terowongan Buntok, Puluhan Bangunan Hangus Terbakar

“Guru agama perlu berbenah dalam menyesuaikan kebijakan baru tersebut,” ujarnya dalam sambutan.

Pentingnya menjaga keharmonisan masyarakat melalui sikap toleransi, tambahnya, terutama di tengah keragaman yang ada.

“Dengan sikap toleransi, masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan tentram meskipun dalam perbedaan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kemenag Barsel, Arbaja yang diwakili Kasi Pendidikan Islam Kemenag Barsel, Irfan mengatakan, moderasi beragama dalam pendidikan sangat penting dalam menanamkan pemahaman atas keberagaman agama, etnis, ras dan budaya.

“Guru berperan besar dalam mendukung moderasi beragama, terutama dalam membentuk akhlak serta menanamkan nilai-nilai tersebut kepada siswa,” kata Irfan.

BACA JUGA :  DPRD Barsel Apresiasi Langkah Cepat Pemkab Antisipasi Penyebaran DBD

Melalui moderasi beragama, tambahnya, diharapkan tercipta hubungan harmonis antara guru, peserta didik, masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Hal tersebut merupakan pondasi penting untuk menjaga kerukunan di tengah-tengah masyarakat,” tambah Irfan.

Disisi lain, Ketua Panitia Penyelenggara, Pahriani mengatakan, kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut diikuti oleh 32 guru pendidikan agama Islam, diantaranya 11 peserta dari jenjang SD, 12 dari SMP, 6 dari SMA serta 2 dari SMK dan 1 dari SLB.

“Kami berharap kegiatan tersebut bisa meningkatkan kualitas pengajaran dan pemahaman moderasi beragama di sekolah-sekolah,” kata Pahriani.

Melalui lokakarya tersebut, diharapkan para guru pendidikan agama Islam di Barsel dapat semakin memahami dan menerapkan konsep moderasi beragama dalam kegiatan belajar mengajar serta menciptakan suasana yang harmonis di lingkungan pendidikan dan masyarakat. (zr)

BACA JUGA :  Pimpin Apel Gabungan, Pj Bupati Mura Minta Percepat Penyerapan Anggaran

Pewarta: Akhmad Madani

Journalist - Barito Selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tegakkan Perda, Pemkab HST Tutup 15 Warung Malam Tanpa Izin

Ming Sep 15 , 2024
"Penertiban dilakukan berdasarkan keresahan dan permintaan dari tetua masyarakat, tokoh agama serta warung malam dinilai memicu trantibum"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip