JAKARTA (TABIRkota) – Warga menyerbu Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qona’ah di Desa Karang Mukti, Kecamatan Karang Bahagia, Bekasi, Jawa Barat (Jabar), untuk meminta pertanggungjawaban terkait dugaan pencabulan yang dilakukan ustadz pimpinan serta guru terhadap santriwati, Jum’at (27/9) malam.
Menurut Kapolsek Cikarang Utara, Kompol Sutrisno, pukul 19.00 WIB saat pihaknya tiba di lokasi, ada kurang lebih 300 warga yang sedang melakukan aksi tersebut.
“Bersama 20 personel, kami lakukan pengamanan sekaligus koordinasi dengan tokoh masyarakat serta kepala desa setempat,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, dilansir dari antaranews.com, Sabtu (28/9).
Setelah itu, katanya, pihaknya bersama Kasat Samapta AKBP J Sihombing dan Kasat Intel Kompol Victor Berliyantho, memberi himbauan kepada warga agar tidak bertindak melawan hukum.
“Usai negosiasi panjang, polisi berhasil mengevakuasi terduga pelaku pencabulan yaitu ustadz pimpinan serta guru Ponpes tersebut dengan inisial S (52) dan MH (29) di lokasi pada pukul 21.00 WIB,” katanya.
Ia menambahkan, keduanya langsung dibawa ke Polres Metro Bekasi dengan pengawalan ketat Unit Reskrim dan Tim Samapta Presisi.
“Keduanya dibawa untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut serta mengungkap kebenaran di balik dugaan pencabulan,” tambahnya.
Ponpes Al-Qonaah berdiri sejak 2020 dan hanya memiliki dua pengajar.
Kasus mulai terungkap ketika masyarakat menerima informasi mengenai dugaan pencabulan yang dilakukan pimpinan pesantren dan seorang guru terhadap santriwati.
Hingga pada Jum’at (27/9) malam, ratusan warga berkumpul di sekitar ponpes untuk menuntut pertanggungjawaban atas dugaan tindakan asusila tersebut. (zr)