MATA Farida berbinar. Sesekali ia mengangguk dengan mimik takjud saat mendengarkan penjelasan Reclamation Project Management Supervisor dari PT Adaro Indonesia, Nur Rizqi Lutfiani tentang reklamasi lahan bekas tambang.
Saat itu, Farida yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cakung Permata Nusa di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut, tengah berada di Nursery area tambang PT Adaro Indonesia.
Bersama 23 guru dari berbagai SD di Tabalong, Farida tengah melakukan kunjungan ke area tambang PT Adaro Indonesia dalam kegiatan yang bertajuk Mengenal Tambang Ada Apanya” pada Kamis (4/7) lalu.
“Ini pengalaman yang sangat menyenangkan. Sungguh luar biasa dapat mengunjungi area tambang untuk melihat langsung bentuk kepedulian PT Adaro Indonesia dalam melakukan reklamasi, penanaman serta pemanfaatan lahan pasca tambang,” ujar Farida sumbringah.
Kedatangan Farida dan para guru lainnya, disambut hangat CRM Department Head PT Adaro Indonesia, Djoko Soesilo.
“Kunjungan para guru ke area tambang PT Adaro Indonesia, tidak hanya menjadi kesempatan untuk memperluas pemahaman tentang operasional pertambangan, tetapi juga untuk mengamati upaya perusahaan dalam pelestarian lingkungan,” ujar Djoko Soesilo.
Pada kesempatan tersebut, Djoko Soesilo menggarisbawahi komitmen perusahaan terhadap praktek pertambangan yang bertanggung jawab.
“Semoga apa yang belum diketahui terkait pertambangan nantinya bisa diketahui dan disampaikan kepada anak didik, saudara ataupun tetangga. Bagaimana kita memproses limbah sesuai dengan ketentuan dan regulasi pemerintah,” katanya.
Sebelum memasuki area tambang, para guru tersebut terlebih dahulu diberikan safety induction atau induksi keselamatan oleh PT Demitra Karsa Perdana. Tujuannya untuk melihat gambaran secara ringkas proses di pertambangan, serta mengenalkan dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kepada visitor atau tamu.
Sebagai bagian dari kunjungan, para guru diperkenalkan pada proses reklamasi yang dilakukan Adaro.
Nursery yang berada di KM 69 merupakan contoh nyata dari komitmen perusahaan dalam mendukung reklamasi lahan bekas tambang.
“Reklamasi di kawasan tambang sebagai bentuk pertanggungjawaban Adaro terhadap lingkungan,” kata Reclamation Project Management Supervisor PT Adaro Indonesia, Nur Rizqi Lutfiani saat menyambut kedatangan para guru.
Menurutnya, sejak 2023 lalu, Adaro telah mengimplementasikan inovasi dengan mengganti polybag plastik menjadi paperpot yang ramah lingkungan.
“Paperpot yang berbahan kertas dapat langsung terurai ketika ditanam. Inovasi tersebut membuat bibit tanaman dapat langsung dipindahkan ke tanah dan meminimalkan kerusakan akar,” ujarnya.
Adaro, tambahnya, sangat concern dalam upaya mengurangi limbah plastik dan pencemaran lingkungan.
“Bibit tanaman yang ada di Nursery Adaro juga disalurkan ke instansi pemerintah dan masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya.
Keseriusan dalam menjalankan praktik tambang berkelanjutan, menghasilkan Proper Emas yang diterima Adaro dalam bidang lingkungan. Hal tersebut menegaskan komitmen perusahaan untuk selalu berada di garis depan dalam mematuhi regulasi lingkungan dan berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar.
Kepala SDN Kasiau Raya, Khotibul Imam yang juga turut dalam rombongan, mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari kunjungan tersebut.
“Salah satunya mengenai bagaimana pengelolaan tambang secara umum. Bagaimana upaya yang dilakukan Adaro, harus selaras dengan pelestarian lingkungan. Ternyata, ada banyak hal positif,” katanya.
Diakui, kunjungan tersebut tidak hanya memperluas pemahaman tentang operasional pertambangan dan praktik reklamasi, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana pemanfaatan areal bekas tambang, salah satunya Danau Pasca Tambang di Paringin, Kabupaten Balangan.
Danau dengan luas kurang lebih 20 hektar tersebut, dimanfaatkan untuk budidaya perikanan air tawar yang menunjukkan upaya perusahaan dalam pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Para guru yang tengah berkunjung, diajak untuk memahami peran penting industri pertambangan dalam pemulihan lingkungan pasca operasional.
Adaro sendiri melibatkan stakeholder lokal seperti guru dan kepala sekolah untuk membangun ekonomi lokal melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan memberikan contoh dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Melalui kunjungan tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih mendukung upaya Adaro dalam menjaga lingkungan dan mempromosikan keberlanjutan di daerah operasionalnya. (adv)